Daftar Isi
Masa pubertas ditandai dengan sejumlah peristiwa, seperti kurangnya motivasi belajar apalagi belajar bahasa Inggris. Terkadang anak memendamnya, dan biasanya berprilaku aneh. Ada rasa malu, bahkan cenderung pendiam saat mengalami pubertas ini.
Pubertas ini memang akan dialami oleh siapa saja. Khususnya ketika anak mulai mengenal apa itu rasa suka pada lawan jenisnya. Biasanya, hal ini terjadi ketika anak beranjak dewasa.
Jangan biarkan anak memendamnya. Karena hal ini bisa membuatnya kebingungan. Bahkan merasa jika yang dialaminya di luar kewajaran sehingga menimbulkan ketakutan.
Pubertas ini berhubungan dengan seksualitas. Ini adalah hal yang sensitif. Tidak banyak orang tua yang berani terang-terangan menjelaskan pada anaknya. Namun hal ini sebaiknya dikenalkan pada anak sejak memasuki usia remaja. Nah, bagaimana cara menjelaskan masalah pubertas pada anak?
Bekali Diri Anda Terlebih Dahulu Tentang Informasi Pubertas
Sebelum memberikan pendidikan yang sangat sensitif ini, Anda tidak boleh sampai keliru. Karena pengaruhnya luar biasa bagi anak.
Sesuatu yang dianggap tabu, namun kenyataannya akan dialami oleh anak. Dan biasanya, banyak hal yang akan ditanyakan oleh anak.
Ketika pertanyaannya sangat mendalam, Anda tentu tidak bisa berterus terang bukan? Pasalnya, hal ini didasarkan pada usia anak itu sendiri.
Supaya pertanyaan ini tidak membingungkan Anda dalam menjawabnya, ada baiknya membekali diri dengan banyak informasi seputar pubertas anak. Dengan informasi yang didapatkan, Anda bisa memberikan penjelasan yang ringan dan mudah dipahami oleh anak.
Kenalkan Anak Tentang Perubahan Tubuh
Memasuki usia remaja, tubuh anak akan mengalami banyak perubahan. Orang tua harusnya memahami hal ini. Selain perubahan pada tubuhnya, ada juga peristiwa yang akan dialami oleh anak. Untuk anak perempuan, peristiwa menstruasi biasa dialami. Sementara bagi anak lelaki biasanya berhubungan dengan mimpi basah.
Saat-saat seperti, berikan pengetahuan padanya. Katakan dengan hati-hati jika kondisi tersebut normal dialami oleh anak seusianya. Dan biasakan untuk memberikan informasi tentang hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan.
Misalnya ajarkan tentang bagaimana menjaga dirinya. Jangan biarkan orang lain melihat dalam keadaan tidak sewajarnya. Atau ajarkan tentang pentingnya sebagai orang yang memasuki usia dewasa.
Dengan memberikan pemahaman tersebut, anak akan mengikuti apa yang Anda ucapkan. Anak bisa merubah gaya berpakaian, bahkan bisa menjaga hal yang sensitif tersebut di muka umum.
Bicarakan Masalah Pubertas Di Waktu Yang Tepat
Mendidik anak yang sedang berada di fase pubertas memang perlu kehati-hatian. Anda harus tahu kapan waktu yang tepat untuk membicarakan hal tersebut.
Salah satunya adalah berbicara hal tersebut saat usia anak sudah sesuai. Bagi anak perempuan, usia yang pas adalah sekitar 9-12 tahun. Ini adalah masa dimana anak perempuan akan mengalami menstruasi.
Sementara bagi anak lelaki, usia yang tepat adalah ketika menginjak usia 10-13 tahun. Usia tersebut biasanya ditandai dengan mimpi basah, atau ada ketertarikan perasaan dengan lawan jenisnya.
Saat memasuki usia tersebut, tanyakanlah padanya mengenai apa yang dialaminya. Pancing dirinya dengan apa yang sudah dialaminya. Setelah anak mau berkata jujur, Anda baru bisa membicarakan mengenai masalah pubertas ini.
Supaya anak mau berkata terus terang, buatlah anak senyaman mungkin saat bicara dengan Anda. Misalnya dengan memberikan kesempatan bertanya.
Jadilah pendengar yang baik atas apa yang ditanyakan. Kemudian berikan arahan yang pas sesuai yang dialaminya. Jawaban ini akan membantunya.
Hindari Overprotective
Ketika menginjak remaja, anak akan menjumpai hal-hal yang disenanginya. Namun kadang berujung pada bahaya. Rasa ingin tahunya juga besar, tak heran jika ada yang ingin mengeksplornya lebih jauh.
Jika anak mengeksplor lebih jauh dari batasan kewajaran, overprotective bisa dilakukan. Gunanya adalah untuk menghindari masalah besar yang akan melukai harga dirinya anak.
Tetapi bila masih dalam batas wajar seperti menyukai seseorang, Anda masih bisa mentoleransikannya. Setidaknya, anak punya hak untuk menyukai lawan jenisnya. Hanya saja, tidak diperkenankan untuk melakukan hal-hal yang buruk kedepannya.
Di sini, Anda juga harus melatih tanggungjawab pada anak. Berikan pemahaman sedikit demi sedikit agar anak menyadarinya. Dan biarkan anak mengambil keputusannya. Sebaliknya, hindari kebiasaan ikut campur dalam semua urusannya. Atau, Anda memberikan nasehat secara berlebihan. Karena anak biasanya akan banyak melawan. Malahan, Anda dianggap lebih cerewet.
Biarkan anak belajar dari pengalaman untuk kehidupannya. Tapi pastikan pula untuk mengawasinya dari kejauhan. Pengawasan ini akan jauh lebih baik. Bilamana anak melakukan kesalahan, baiknya dibicarakan dari hati ke hati. Perbincangan ini akan mudah diterima. Dan baiknya, Anda juga menunjukkan bahwa anak boleh meminta saran terhadap Anda.
Dengan memberikan perhatian ini, kebanyakan anak akan merasa nyaman untuk bertanya berbagai hal. Ini bisa memberitahu Anda tentang hal yang dialaminya. Secara tidak langsung, Anda baru memberikan masukan yang tepat untuk melatih anak menjadi lebih baik di masa pubernya.
Demikianlah caranya bila Anda ingin menjelaskan masalah pubertas pada anak. Perhatikan usianya, dan berikan penjelasan yang baik supaya anak bisa memahami fase tersebut dengan benar.